SERANG – Sebagai bagian dari upaya penguatan Aparatur Sipil Negara (ASN), Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Serang terus mengembangkan berbagai strategi untuk meningkatkan kompetensi para pegawai. Mulai dari pelatihan formal yang dibiayai oleh berbagai sumber hingga inovasi digital berbasis aplikasi, Senin (28/4/2025).
Pada indikator pengembangan kompetensi, BKPSDM memiliki sejumlah program dan terobosan dalam membekali ASN dengan pelatihan yang relevan. Program pendidikan dan pelatihan (Diklat) dilaksanakan dengan dukungan pembiayaan dari APBD Kabupaten Serang, Pemprov Banten, pemerintah pusat, bahkan ada yang tanpa menggunakan dana anggaran.
Kepala BKPSDM Kabupaten Serang, Surtaman mengatakan, dari jumlah sekitar 10 ribu ASN di Pemkab Serang, pihaknya menargetkan 90 persen di antaranya mengikuti Diklat. Hingga kini, target tersebut sudah tercapai 80 persen.
Jika melihat kemampuan anggaran Pemkab Serang, Surtaman menaksir tidak akan lebih dari 2 ribu ASN yang bisa didiklatkan. Maka, pihaknya melakukan inovasi supaya semua ASN dapat mengikuti Diklat tanpa bergantung pada APBD Kabupaten Serang.
Inovasi-inovasi itu di antaranya dengan mengakses Diklat yang dilakukan oleh Pemprov Banten dan Pemerintah Pusat. “Ketika ada peluang Diklat gratis di provinsi ataupun pusat, kita masukan pegawai ke sana untuk mengikutinya,” ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga sedang membuat sistem aplikasi untuk kebutuhan Diklat pegawai bernama Learning Management System (LMS). Aplikasi ini sedang dilakukan sertifikasi oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN).
Surtaman menjelaskan, LMS merupakan aplikasi yang dibentuk khusus untuk kebutuhan Diklat secara daring. Di dalamnya nanti akan memuat materi-materi terkait Diklat yang dapat diakses oleh pegawai. Aplikasi ini dapat memangkas kebutuhan Diklat secara tatap muka.
Selain itu, pihaknya juga akan menerapkan sistem induksi. Jadi, jika ada pegawai di suatu OPD yang lemah dalam pemahaman satu bidang keilmuan, akan mendapatkan pendampingan khusus oleh pimpinan OPD-nya.
Untuk mengetahui kelemahan masing-masing ASN, pihaknya sudah melakukan assesment kepada 800 ASN. Hasil assesment itu dapat memetakan kekurangan masing-masing ASN. “Misalkan ada yang kurang di bidang IT, itu nanti pimpinannya atau pejabat di OPD tersebut yang menguasai IT yang akan mengajarinya, nanti kita kasih penugasan dengan jam pelajaran tertentu,” ujarnya. (Adv)