
Lebak – Penyerapan gabah oleh Perum Bulog Kantor Cabang Lebak terhadap hasil panen petani di Kabupaten Lebak masih terus berlangsung. Namun, kualitas gabah yang dihasilkan petani menjadi salah satu perhatian utama dalam proses tersebut.
Kepala Bidang Distribusi Sumber Daya Pangan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lebak, Benu Dwiyana, mengungkapkan bahwa secara ideal Bulog dapat menyerap gabah dari berbagai tingkat mutu. Namun, pihak Bulog menyampaikan keprihatinan terhadap kualitas gabah dari petani setempat yang dinilai masih rendah.
“Kalau bicara penyerapan gabah oleh Perum Bulog itu kan harusnya all quality, tapi kemarin Perum Bulog Kantor Cabang Lebak minta kepada kami agar kualitas gabah petani Lebak dapat ditingkatkan karena kurang bagus,” ujar Benu Dwiyana pada Sabtu (7/6/2025).
Benu menjelaskan bahwa rendahnya kualitas gabah umumnya disebabkan oleh tingginya jumlah biji yang kosong atau kopong. Kondisi tersebut, menurutnya, berkaitan dengan faktor cuaca serta teknik tanam yang diterapkan oleh para petani.
“Kurang bagusnya karena banyak gabah yang kosong atau kopong. Hal ini dikarenakan faktor cuaca atau pola tanam petani,” jelasnya.
Sebagai langkah penanganan, pihaknya telah menjalin koordinasi dengan Dinas Pertanian Kabupaten Lebak guna memperbaiki pola budidaya pertanian dan pengelolaan pascapanen yang lebih baik.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Pertanian agar gabah petani kita dapat ditingkatkan sehingga penyerapan oleh Bulog dapat lebih maksimal,” kata Benu.
Meski menghadapi tantangan kualitas, penyerapan gabah oleh Bulog hingga saat ini sudah mencapai 20 ribu ton.
“Penyerapan gabah petani oleh Bulog saat ini sudah mencapai 20 ribu ton,” ungkapnya.
Dengan adanya upaya perbaikan kualitas ke depan, diharapkan proses penyerapan dapat berjalan lebih optimal, sekaligus menjaga kestabilan harga gabah serta mendorong peningkatan kesejahteraan petani di wilayah Kabupaten Lebak. (red)