Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan puncak musim kemarau pada tahun 2025 akan berlangsung antara bulan Juni hingga Agustus. Prediksi ini berdasarkan analisis iklim menyeluruh di berbagai daerah di Indonesia.

Menurut BMKG, waktu mulai musim kemarau pada tahun ini akan bervariasi antarwilayah. Ada beberapa daerah yang memasuki musim kemarau sesuai waktu normal, sementara wilayah lain mengalami percepatan atau keterlambatan dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Beberapa wilayah seperti Sumatera, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Gorontalo, dan Maluku diperkirakan memulai musim kemarau sesuai pola normal, tanpa adanya pergeseran waktu yang signifikan.

Sebaliknya, wilayah Kalimantan Selatan, Bali, Nusa Tenggara, sebagian wilayah Sulawesi, serta Merauke diperkirakan mengalami penundaan musim kemarau, dengan kemungkinan baru memasuki musim kering setelah waktu biasanya.

Selain memperkirakan kapan musim kemarau mulai, BMKG juga menganalisis karakteristik musim kemarau yang akan terjadi. Hasilnya menunjukkan mayoritas wilayah di Indonesia akan mengalami musim kemarau dalam kondisi normal.

Sebanyak 416 Zona Musim (ZOM) atau sekitar 60 persen wilayah tanah air diprediksi mengalami musim kemarau normal. Sedangkan 185 ZOM diperkirakan lebih basah, dan 98 ZOM lebih kering dari biasanya.

Wilayah yang akan mengalami musim kemarau normal meliputi sebagian besar Sumatera, Jawa bagian timur, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Sementara daerah Aceh, Lampung, Bali, Nusa Tenggara, dan Papua diprediksi akan lebih basah selama musim kemarau.

Sedangkan wilayah seperti Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, dan Papua Selatan berpotensi mengalami musim kemarau yang lebih kering dari rata-rata.

BMKG menjelaskan bahwa kondisi netral ENSO (El NiƱo Southern Oscillation) dan IOD (Indian Ocean Dipole) menjadi faktor utama yang membuat musim kemarau tahun ini diperkirakan lebih stabil dibandingkan dengan 2023. (red)

jasa pembuatan website