SERANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Serang terus mengintensifkan langkah mitigasi dengan memberikan edukasi kebencanaan kepada masyarakat, khususnya di wilayah yang tergolong rawan bencana. Salah satu program yang dijalankan adalah edukasi langsung kepada pelajar di sekolah-sekolah yang berada di zona rawan, Selasa (20/5/2025).

Program edukasi ini menyasar sekolah-sekolah yang terletak di kawasan dengan potensi bencana tinggi seperti banjir dan tanah longsor. Dalam kegiatan tersebut, para siswa dibekali dengan pengetahuan dasar mengenai penanganan situasi darurat, mulai dari gempa bumi hingga kebakaran.

Sekretaris BPBD Kabupaten Serang, Ade Ivan Munasyah, mengatakan bahwa pihaknya bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Serang untuk memetakan sekolah-sekolah yang memiliki tingkat kerawanan tinggi terhadap bencana.

“Kita berikan simulasi ke sekolah-sekolah, kita berikan edukasi mengenai bagaimana caranya untuk menghadapi situasi bencana yang terjadi, seperti bencana banjir, dan bencana lainnya,” katanya.

Menurut Ivan, penting bagi anak-anak untuk mengenal pengetahuan kebencanaan sejak dini agar mereka dapat bersikap tanggap dalam menghadapi bencana, sehingga dapat meminimalisir korban jiwa.

“Bahkan selain kita datang ke sekolah, sering juga anak-anak TK datang ke BPBD untuk memahami bagaimana mitigasi bencana dilakukan, khususnya untuk bencana alam yang umum terjadi,” ujarnya.

Tak hanya fokus pada sekolah, BPBD juga aktif melaksanakan simulasi di wilayah yang dikenal rawan bencana, seperti kawasan Anyar–Cinangka yang memiliki risiko tinggi terhadap gempa bumi dan tsunami. Namun, kegiatan simulasi tahun ini tidak dilaksanakan karena terdampak kebijakan efisiensi anggaran.

“Tahun lalu masih dilakukan simulasi bencana, namun tahun ini karena terkena efisiensi maka tidak kita laksanakan. Karena kalau kita melaksanakan simulasi-simulasi kan juga di samping butuh melibatkan orang juga di situ kan harus ada konsumsinya,” jelasnya.

Ivan menambahkan bahwa pihaknya telah melakukan pemetaan terhadap wilayah-wilayah rawan bencana sebagai acuan utama dalam menentukan strategi mitigasi ke depan. Meski belum ada penambahan titik rawan baru, informasi tersebut telah disampaikan melalui forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang).

“Belum ada penambahan titik baru ya terkait wilayah rawan bencana, masih titik-titik lama. Tapi pada saat Musrenbang sudah kita sampaikan peta kerawanan bencana di mana saja,” ujarnya.

Ivan juga menegaskan bahwa seluruh personel BPBD selalu dalam kondisi siaga penuh selama 24 jam, termasuk di akhir pekan.

“Kita kan memang enggak mengenal libur 24 jam, mau Sabtu Minggu juga ada yang melaksanakan piket-piket. Jadi ada yang piket, ada yang siaga, ada yang jaga, kan gitu. Ketika diperlukan kita bergerak,” tegasnya.

Dalam pelaksanaan tugasnya, BPBD menjalin koordinasi erat dengan seluruh pemangku kepentingan di Kabupaten Serang. Hal ini untuk memastikan bahwa baik penanganan saat bencana maupun proses pemulihan pasca-bencana bisa berjalan maksimal.

“Contohnya kita dihadapkan dengan longsor, itu kan kita koordinasi dengan PU untuk menurunkan alat berat untuk melakukan penanganan. Kita tugas utamanya melakukan koordinasi ke OPD lainnya,” tuturnya.

Terkait penanganan kebakaran, Ivan menekankan bahwa BPBD berusaha bekerja semaksimal mungkin sesuai dengan kapasitas yang ada.

“Maksimal sesuai dengan kemampuan kita ya. Karena kalau maksimal sesuai dengan SOP, SPM, segala macam kan benar-benar perlu harus dipenuhi dulu tuh anggarannya, kan gitu. Ya kalau orangnya mah pasti SDM-nya sudah maksimal,” pungkasnya. (Adv)

jasa pembuatan website