
Nasional – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis (12/6/2025) ditutup di zona merah. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG mengalami penurunan sebesar 0,25 persen atau 18 poin ke posisi 7.204.
Dari keseluruhan saham yang diperdagangkan, tercatat 311 saham melemah, 272 saham menguat, dan 223 saham stagnan. “Saham sektor bahan baku, teknologi, dan energi turun paling dalam dan menjadi pendorong menurunnya IHSG,” ungkap Tim Analis Phillip Sekuritas Indonesia pada Kamis.
Secara rinci, saham sektor bahan baku turun hingga 5,92 poin, sektor teknologi melemah 3,80 poin, dan sektor energi turun 1,92 poin. Volume perdagangan saham mencapai 29,46 miliar lembar dengan frekuensi transaksi sebanyak 1.415.015 kali. Total nilai perdagangan tercatat sebesar Rp13,57 triliun, sementara kapitalisasi pasar modal berada di angka Rp12.573,94 triliun.
Menurut Tim Analis Phillip Sekuritas, pelemahan IHSG terjadi di tengah penguatan indeks saham di kawasan Asia pada hari yang sama. Mereka menyebut, “Para investor menyambut positif kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok.”
Hal tersebut memunculkan harapan bahwa kedua kekuatan ekonomi besar itu akhirnya akan mencapai kesepakatan tarif yang lebih luas. Selain itu, ketegangan dagang juga mulai mereda, lanjut Tim Phillip Sekuritas.
Di sisi lain, pembicaraan dagang antara AS dan Tiongkok turut membuat Bank Dunia memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global. Lembaga keuangan internasional ini memperkirakan ekonomi dunia hanya akan tumbuh sebesar 2,3 persen pada tahun ini, yang merupakan angka terendah dalam 17 tahun terakhir.
Sebelumnya, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi global mencapai 2,7 persen. Pemangkasan proyeksi ini disebabkan oleh adanya friksi perdagangan dan ketidakpastian kebijakan.
Selain itu, Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi AS hanya sebesar 0,25 persen tahun ini, jauh melambat dibandingkan dengan pertumbuhan 2,8 persen pada tahun sebelumnya. (red)