
NASIONAL – Ketua DPC Projo Karimun Wisnu Hidayatullah menyoroti tuduhan yang dialamatkan kepada Budi Arie Setiadi sebagai langkah yang bisa merusak upaya serius dalam perang melawan kejahatan digital di Indonesia. Ia menyebut tudingan bahwa Budi Arie menerima aliran dana dari bandar judi online (judol) sebagai bentuk serangan yang tidak berdasar.
Wisnu merespons isu yang menyebut mantan Menteri Komunikasi dan Informatika itu, yang kini menjabat sebagai Menteri Koperasi, terlibat dalam perlindungan situs-situs judol.
Menurutnya, hingga kini tidak ditemukan satu pun bukti hukum yang bisa menguatkan tuduhan tersebut. Bahkan, saat memimpin Kementerian Kominfo, yang kini bernama Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) Budi Arie diketahui memimpin sejumlah langkah untuk memutus akses terhadap ribuan situs judol.
“Sebaliknya, banyak pihak menilai tudingan tersebut sebagai upaya sistematis untuk menjatuhkan reputasi salah satu pejuang utama dalam perang melawan kejahatan digital di Indonesia,” kata Wisnu dilansir dari JPNN, Sabtu (31/5/2025).
Ia menjelaskan bahwa dalam proses persidangan terakhir, justru terungkap bahwa jaringan pelindung situs-situs judi daring dikendalikan kelompok terorganisir yang dipimpin oleh terdakwa Alwin Jabarti Kiemas (AJK).
Sementara itu, klaim yang menyebut bahwa 50 persen dana dikirimkan untuk Budi Arie disebut Wisnu masih belum bisa dipertanggungjawabkan secara hukum.
“Kalau pejuang digital seperti Budi Arie dijadikan tumbal politik, maka bangsa ini sedang merobohkan benteng terakhirnya dalam perang melawan kejahatan digital,” lanjutnya.
Wisnu menyampaikan bahwa selama menjabat sebagai Menkominfo, Budi Arie memimpin langkah-langkah yang berhasil menutup jutaan situs judol dan menjaga potensi kebocoran dana rakyat dalam jumlah besar.
Bahkan, ia mencatat, sistem penyaringan berbasis kecerdasan buatan (AI) yang dirancang selama kepemimpinan Budi Arie menjadi salah satu yang pertama diterapkan di kawasan Asia Tenggara. Namun, setelah ia tidak lagi menjabat, aktivitas situs-situs ilegal justru kembali merebak.
Dalam pernyataannya, Wisnu juga menyinggung sikap mantan Menko Polhukam Mahfud MD yang belakangan turut menyoroti Budi Arie. Ia mempertanyakan waktu dan arah pernyataan Mahfud yang justru muncul ketika eskalasi isu meningkat.
“Publik pun bertanya-tanya, mengapa Mahfud baru bersuara sekarang? Dan mengapa pernyataannya justru mengarah pada delegitimasi sosok yang selama ini dikenal aktif dalam pemberantasan situs ilegal?” ucap Wisnu.
Ia menambahkan, banyak pihak kini bertanya apakah kemunculan Mahfud dalam polemik ini merupakan bagian dari strategi pengalihan isu atau refleksi adanya konflik kepentingan dalam lingkaran elite politik.
“Apakah ada upaya bersih-bersih di kubu Mahfud dan elite partai?” ujar Wisnu.