
JAKARTA – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Komite Sentral Partai Komunis Vietnam, To Lam, dijadwalkan melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia pada 9–11 Maret. Rencana kunjungan ini secara resmi diumumkan oleh Kementerian Luar Negeri RI pada Jumat (7/3/2025).
Kunjungan tersebut bertujuan mempererat hubungan bilateral antara Indonesia dan Vietnam melalui berbagai kesepakatan kerja sama inovatif. Langkah ini sejalan dengan upaya kedua negara dalam mewujudkan visi menjadi negara berpendapatan tinggi pada tahun 2045.
Selain itu, momen ini bertepatan dengan peringatan 100 tahun kemerdekaan Indonesia dan Vietnam. Dalam pertemuan tersebut, salah satu fokus utama yang akan dibahas adalah peningkatan kerja sama di sektor ketahanan pangan, terutama dalam komoditas pertanian dan perikanan.
Pembahasan dalam kunjungan ini juga mencakup pengembangan sektor digital, energi terbarukan, serta industri berbasis teknologi tinggi. Selama berada di Indonesia, Sekjen To Lam dijadwalkan mengadakan pertemuan dengan Presiden Prabowo, serta bertemu dengan pimpinan MPR, DPR, dan DPD.
Di samping itu, pertemuan bisnis antara pengusaha dari kedua negara juga telah diagendakan guna memperkuat kerja sama ekonomi. Hubungan bilateral antara Indonesia dan Vietnam sendiri telah berkembang pesat dalam tujuh dekade terakhir.
Sejak 2013, kedua negara telah menjalin kemitraan strategis, menjadikan Vietnam satu-satunya negara di ASEAN yang memiliki tingkat kemitraan strategis dengan Indonesia.
Hubungan erat antara Indonesia dan Vietnam berakar dari persahabatan antara Presiden Soekarno dan Presiden Ho Chi Minh, yang memiliki visi bersama dalam menentang kolonialisme.
Di sektor perdagangan, kerja sama kedua negara terus mengalami pertumbuhan signifikan. Pada tahun 2024, nilai perdagangan antara Indonesia dan Vietnam tercatat mencapai USD 16,7 miliar atau sekitar Rp 272 triliun, mencerminkan peningkatan yang berkelanjutan dalam hubungan ekonomi kedua negara.
Nilai perdagangan tersebut meningkat dua kali lipat dibandingkan lima tahun sebelumnya. Indonesia dan Vietnam kini menargetkan volume perdagangan mencapai USD 18 miliar pada 2028, atau hampir Rp 300 triliun.
Di sektor investasi, Indonesia telah menanamkan modalnya di Vietnam melalui 123 proyek dengan total nilai lebih dari USD 680 juta (sekitar Rp 11 triliun). Jumlah ini menempatkan Indonesia di peringkat ke-29 dari 143 negara yang berinvestasi di Vietnam.
Sementara itu, investasi Vietnam di Indonesia juga terus bertumbuh. Salah satu proyek terbesar adalah investasi VinFast, perusahaan otomotif asal Vietnam, yang mengalokasikan dana sebesar USD 1,2 miliar (Rp 19,5 triliun) untuk pengembangan mobil listrik di Indonesia, yang resmi diluncurkan pada Juli 2024. (red)