Foto: Ist

KOTA TANGERANG – Dalam rangka menyambut bulan suci Ramadan, warga RW 02, Kelurahan Babakan, Kecamatan Tangerang menggelar tradisi khas yang telah melekat dalam budaya setempat. Tradisi tersebut adalah “Keramas Bareng” yang dilaksanakan di Sungai Cisadane, Kota Tangerang, pada Kamis (27/2/25).

Ratusan warga dari berbagai kalangan usia berkumpul di Kampung Bekelir dengan penuh semangat kebersamaan untuk melaksanakan tradisi Keramas Bareng. Mereka membawa sampo dan membersihkan diri dengan cara menceburkan diri atau menggunakan gayung untuk menyiram air Sungai Cisadane.

Lurah Babakan, M. Ali Furqon, menjelaskan bahwa Keramas Bareng merupakan tradisi yang telah lama mengakar di masyarakat Kota Tangerang. Tradisi ini diwariskan secara turun-temurun oleh para leluhur sebagai bagian dari penyambutan bulan suci Ramadan.

Tradisi ini melambangkan makna kebersihan serta persiapan diri secara menyeluruh dalam menyambut bulan suci Ramadan. Selain itu, kegiatan ini juga berperan dalam mempererat keharmonisan dan kebersamaan di tengah masyarakat.

“Selain untuk menyambut Ramadan, tradisi Keramas Bareng memiliki nilai-nilai moral seperti menyucikan diri, jiwa dan fisik umat muslim sebelum menjalani ibadah puasa,”ujarnya.

BACA JUGA: https://diksinews.id/sambut-hut-ke-32-kota-tangerang-pemkot-bagikan-5-472-paket-sembako/

Ia juga mengungkapkan bahwa Pemerintah Kota Tangerang, melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar), tengah mengajukan tradisi Keramas Bareng di Sungai Cisadane sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) kepada Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia.

“Semoga dengan terus dilestarikan oleh warganya, Keramas Bareng dapat segera ditetapkan sebagai WBTB Kota Tangerang. Karena memang, ini adalah tradisi dan budaya sebagai salah satu keunikan dan ciri khas dari Kota Tangerang sebagai momen kebersamaan jelang Ramadan yang sudah mengakar,” katanya.

Sementara itu, Dayat dengan kedua anaknya menyatakan senang dan antusias mengikuti kegiatan Keramas Bareng yang selalu ia ikuti disetiap tahunnya. Tradisi yang dipercaya dapat membangun semangat kebersamaan dan membersihkan diri untuk menjalani bulan suci Ramadan dengan kebersihan diri dan hati.

“Tradisi ini sudah saya ikuti sejak saya kecil dan saat ini setiap tahun saya kenalkan kepada dua anak laki-laki saya. Diharapkan, kedua anak ini bisa menjadi pewasris yang melanjutkan tradisi Keramas Bareng di Sungai Cisadane ke anak dan cucu mereka,” ungkapnya. (red)

jasa pembuatan website